Followers
Wednesday, October 4, 2017
Materi Rekrutmen
https://docs.google.com/presentation/d/14C8nQ_hgvM5Dj_B_pNHAwxDI-ToJzyHfvVZlVvbdYpg/edit?usp=sharing
Friday, September 29, 2017
Wednesday, September 27, 2017
Wednesday, March 15, 2017
MEMAHAMI PERANAN BUDAYA DALAM BISNIS INTERNASIONAL
BAB III
MEMAHAMI PERANAN BUDAYA DALAM BISNIS INTERNASIONAL
MEMAHAMI PERANAN BUDAYA DALAM BISNIS INTERNASIONAL
STIE BIMA
MATA KULIAH : BISNIS INTERNASIONAL
Oleh :
Mistar, SE., MM.
PENDAHULUAN
Banyak riset (Deresky , 2006;82)
menunjukkan bahwa “banyak kegagalan yang tidak perlu” (blunder) terjadi
karena sebab-sebab kurangnya sensitivitas budaya (cultural
sensitivity).
sensitivitas budaya atau empati
budaya (cultural empaty) adalah suatu kesadaran (awareness) serta
perhatian tulus (honest caring) atas budaya lain.
Sensitivitas suatu kesedian untuk melihat
sesutu dari sudut pandang orang lain.
A. Budaya dan Efeknya pada Organisasi
Deresky (2006: p.84) memetakan 4 variabel
yang mempengaruhi perilaku kerja individu dan kelompok karyawan suatu
organisasi :
a. Sikap (attitudes)
b. Variabel Budaya (cultural variable)
c. Variabel Nasional (national variable)
d. Variabel sosiobudaya (sociocultural variable)
1. Sikap (attitudes)
a.
Pemaknaan
terhadap kerja
b.
Penghargaan
terhadap waktu
c.
Cara pandang
materialisme
d.
Kebebasan
individual yang dihargai
e.
Sikap
terhadap perubahan
2. Variabel
Budaya (cultural variable)
a.Nilai – nilai
b.Norma-norma
c.keyakinan
3. Variabel
Nasional (national variable)
a.Sistem
ekonomi
b.Sistem hukum
c.Sistem
politik
d.Situasi fisik
e.Kemampuan
teknologi
4. Variabel
sosiobudaya (sociocultural varilable)
a.Peranan agama
dan kekuatan keyakinan
b.Tingkat dan
penghargaan terhadap pendidikan
c.Tingkat
penguasaan terhadap tata bahasa (1981)
Beranggapan bahwa efek budaya lebih terlihat pada individu pada tingkat perilaku personal dibandingkan pada tingkat organisasional. Hal ini dapat diterangkan dari efek penyamaan (convergence), yaitu adanya venomena pergeseran gaya manajemen individual pada organisasi yang menuju kesamaan.
B.Variabel-Variabel
Budaya
Para manajer dari negara manapun tidak boleh berpikir bisa berhasil dengan mudah untuk memindahkan :
Para manajer dari negara manapun tidak boleh berpikir bisa berhasil dengan mudah untuk memindahkan :
a.Gaya
b.Praktik
c.Harapan
d.Proses
Yang bisa dilakukan di negaranya ke negara
lain. Para manajer harus selalu siap dengan kondisi darurat (contingency management).
Manajemen kondisi darurat mensyaratkan bahwa manajer selalu siap untuk
beradaptasi dengan lingkungan lokal dan pelaku-pelaku bisnis lokal serta
mengelolanya secara kondisional.
C. Sub Kultur
a.Sistim
kekeluargaan
b.Sistim
pendidikan
c.Sistem
ekonomi
d.Sistem
politik
e.Agama dan
kepercayaan
f.Asosiasi
g.Tingkat
kesehatan
h.Rekreasi.
D. Dimensi
Nilai Kultural
Menurut GLOBE (Global Leadership and
Organization Effectiviness)
1.Ketegasan
2.Pandangan
terhadap masa depan
3.Penilaian
atas kinerja
4.Penilaian
atas tindakan manusiawi
Tuesday, February 21, 2017
BAB. I. KECEPATAN PERUBAHAN BISNIS INTERNASIONAL
BAB. I. KECEPATAN PERUBAHAN BISNIS INTERNASIONAL
Perdagangan/Bisnis internasional merupakan kegiatan dagang yang dilakukan dengan melewati batas – batas suatu Negara. Selain itu, Bisnis Internasional juga dapat diartikan sebagai kegiatan bisnis yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.
Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP.
Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
1.1 Pengertian Bisnis Internasional
Menurut Beberapa Ahli
• Brown dan Petrello (1976)
“Business is an institution which produces goods and services demanded by people.” Artinya bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba.
• Steinford ( 1979)
“Business is all those activities involved in providing the goods and services needed or desired by people”. Dalam pengertian ini bisnis sebagai aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memilki badan hukum, perusahaan yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memilki badan hukum maupun badan usaha seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Tempat Usaha (SIUP) serta usaha informal lainnya.
• Griffin dan ebert (1996)
“Business is an organization that provides goods or services in order toearn provit”. Sejalan dengan definisi tersebut, aktifitas bisnis melalui penyediaan barang dan jasa bertujuan untuk menghasilkan profit (laba). Suatu perusahaan dikatakan menghasilkan laba apabila total penerimaan pada suatu periode (Total Revenues) lebih besar dari total biaya (Total Costs) pada periode yang sama. Laba merupakan daya tarik utama untuk melakukan kegiatan bisnis, sehingga melalui laba pelaku bisnis dapat mengembangkan skala usahanya untuk meningkatkan laba yang lebih besar.
• Hughes dan Kapoor
“Business is the organized effort of individuals to produce and sell for a provit, the goods and services that satisfy societies needs. The general term business refer to all such efforts within a society or within an industry. Maksudnya Bisnis ialah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan ada dalam industri.
Orang yang mengusahakan uang dan waktunya dengan menanggung resiko dalam
menjalankan kegiatan bisnis disebut Entrepreneur.
• Allan Afuah (2004)
Bisnis merupakan sekumpulan aktifitas yang dilakukan untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan mentransformasikan berbagai sember daya menjadi barang atau jasa yang diinginkan konsumen.
• Glos, Steade dan Lowry (1996)
Bisnis adalah jumlah seluruh kegiatan yang diorganisir oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industry yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standard serta kualitas hidup mereka.
2. Sejarah Bisnis Internasional
Selama abad ke 16 perdagangan rempah-rempah didominasi oleh Portugis dengan menggunakan Lisbon sebagai pelabuhan utama. Sebelum revolusi di negeri Belanda, kota Antwerp memegang peranan penting sebagai distributor di Eropa Utara. Akan tetapi setelah tahun 1591 Portugis melakukan kerjasama dengan firma-firma dari Jerman, Spanyol dan Italia menggunakan Hamburg sebagai pelabuhan utama sebagai tempat untuk mendistribusikan barang-barang dari Asia, memindah jalur perdagangan tidak melewati Belanda. Namun, perdagangan yang dilakukan Portugis tidak efisien dan tidak mampu menyuplai permintaan yang terus meninggi, terutama lada.
Suplai yang tidak lancar menyebabkan harga lada meroket pada saat itu. Selain itu Unifikasi Portugal dan Kerajaan Spanyol (yang sedang dalam keadaan perang dengan Belanda pada saat itu) pada tahun 1580, menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Belanda. ketiga faktor tersebutlah yang mendorong Belanda memasuki perdagangan rempah-rempah Interkontinental. Akhirnya Jan Huyghen van Linschoten dan Cornelis de Houtman menemukan "jalur rahasia" pelayaran Portugis, yang membawa pelayaran pertama Cornelis de Houtman ke Banten, pelabuhan utama di Jawa pada tahun1595-1597.
Pada tahun 1596 empat kapal ekspedisi dipimpin oleh Cornelis de Houtman berlayar menuju Indonesia, dan merupakan kontak pertama Indonesia dengan Belanda. Ekspedisi ini mencapai Banten, pelabuhan lada utama di Jawa Barat, disini mereka terlibat dalam perseteruan dengan orang Portugis dan penduduk lokal. Houtman berlayar lagi ke arah timur melalui pantai utara Jawa, sempat diserang oleh penduduk lokal di Sedayu berakibat pada kehilangan 12 orang awak, dan terlibat perseteruan dengan penduduk lokal di Madura menyebabkan terbunuhnya seorang pimpinan lokal. Setelah kehilangan separuh awak maka pada tahun berikutnya mereka memutuskan untuk kembali ke Belanda namun rempah-rempah yang dibawa cukup untuk menghasilkan keuntungan.
2.1 Pembentukan EIC dan VOC
Adalah para pedagang Inggris yang memulai mendirikan perusahaan dagang di Asia pada 31 Desember 1600 yang dinamakan The British East India Company dan berpusat di Calcutta. Kemudian Belanda menyusul tahun 1602 dengan Vereenigde Oostindische Compagnie. Perancis pun tak mau ketinggalan dan mendirikan La Compagnie française des Indes orientales or Compagnie française pour le commerce des Indes orientales tahun 1604.
Pada 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde Oost-Indische Compagnie - VOC (Perkumpulan Dagang India Timur). Di masa itu, terjadi persaingan sengit di antara negara-negara Eropa, yaitu Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, Perancis dan Belanda, untuk memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur. Untuk menghadapai masalah ini, oleh Staaten Generaal di Belanda, VOC diberi wewenang memiliki tentara yang mereka biayai sendiri. Selain itu, VOC juga mempunyai hak, atas nama Pemerintah Belanda (yang waktu itu masih berbentuk Republik) untuk membuat perjanjian kenegaraan dan menyatakan perang terhadap suatu negara. Wewenang ini yang mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti VOC, dapat bertindak seperti layaknya satu negara. Perusahaan ini mendirikan markasnya di Batavia (sekarang Jakarta) di pulau Jawa. Pos kolonial lainnya juga didirikan di tempat lainnya di Hindia Timur yang kemudian menjadi Indonesia, seperti di kepulauan rempah-rempah (Maluku), yang termasuk Kepulauan Banda di mana VOC manjalankan monopoli atas pala dan fuli. Metode yang digunakan untuk mempertahankan monompoli termasuk kekerasan terhadap populasi lokal, dan juga pemerasan dan pembunuhan massal.
2.2 Revolusi Industri
Revolusi Industri adalah perubahan teknologi, sosio ekonomi, dan budaya pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 yang terjadi dengan penggantian ekonomi yang berdasarkan pekerja menjadi yang didominasi oleh industri dan diproduksi mesin. Revolusi ini dimulai di Inggris dengan perkenalan mesin uap (dengan menggunakan batu bara sebagai bahan bakar) dan ditenagai oleh mesin (terutama dalam produksi tekstil). Perkembangan peralatan mesin logam-keseluruhan pada dua dekade pertama dari abad ke-19 membuat produk mesin produksi untuk digunakan di industri lainnya
KEKUATAN-KEKUATAN GLOBALISAS
Ada enam kekuatan utama yang harus dipantau oleh perusahaan dalam menghadapi situasi global yang cepat ini. Kekuatan utama tersebut meliputi:
1. Kekuatan lingkungan demografi, yang harus mendapat perhatian dalam hal ini adalah pertumbuhan populasi, bauran usia populasi, pasar etnis, kelompok pendidikan, pola rumah tangga, pergeseran geografis dalam populasi, pergeseran dari pasar masal ke pasar mikro.
2. Kekuatan lingkungan ekonomi, yang mana yang menjadi perhatian adalah distribusi pendapatan dan tersedianya tabungan, hutang atau kredit.
3. Kekuatan lingkungan alam, yang mana termasuk didalamnya adalah kurangnya bahan baku, meningkatnya biaya energi, meningkatnya tingkat polusi, dan peran pemerintah yang berubah.
4. Kekuatan lingkungan teknologi, dimana perubahan teknologi yang cepat selalu membawa dampak pada kekuatan “perusak kreatif”, memberikan inovasi yang tanpa batas, anggaran penelitian yang selalu berubah dan beragam, meningkatnya peraturan atas perubahan teknologi serta konsekuensi jangka panjang yang tidak dapat diduga sebelumnya.
5. Kekuatan lingkungan politik/hukum, ini berkaitan dengan konsekuensi politik dan keinginan pemerintah yang selalu mengatas namakan perlindungan rakyatnya. Dimana didalamnya terdapat undang-undang, peraturan, dengan adanya pertumbuhan kelompok dengan kepentingan khusus.
6. Kekuatan lingkungan sosial/budaya, ini juga mempunyai peranan penting, disebabkan oleh adanya tingkat kemapanan dari nilai budaya dasar, keberadaan sub kultur, dan pergeseran nilai budaya dalam lingkungan masyarakat.
LIMGKUNGAN
Berbicara mengenai lingkungan bisnis internasional, dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Lingkungan Eksternal adalah kekuatan lingkungan luar yang tidak dikontrol manajemen walaupun dapat dipengaruhinya.
Lingkungan internal adalah kekuatan lingkungan dalam perusahaan yang diatur manajemen untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan dalam kekuatan yang tidak dapat dikontrol, seperti faktor-faktor produksi dan aktivitas organisasi.
Bisnis internasional berbeda dari bisnis domestik, karena bisnis internasional harus berhadapan dengan kekuatan-kekuatan tiga lingkungan:
Lingkungan Domestik adalah semua kekuatan tidak dapat dikontrol yang bersumber dari negara asal yang melingkupi dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan perusahaan.
Lingkungan Asing adalah semua kekuatan tidak dapat dikontrol yang bersumber dari luar negara asal yang menyelimuti dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan perusahaan.
Lingkungan Internasional adalah interaksi antara kekuatan-kekuatan lingkungan domestik dan lingkungan asing.
Bisnis internasional bersifat luas dan multidimensional, maka pelaku bisnis perlu memiliki kawasan yang luas dalam menjalankan kegiatannya. Seperti yang dikatakan Pang Lay Kim, bahwa bisnis internasional merupakan arena bagi hampir semua unsur seperti politik, ekonomi dan diplomasi. Hubungan internasional secara nyata ikut berperan, mempengaruhi dan bersaing serta bekerja sama dalam bisnis internasional.
Sebagaimana dinyatakan oleh Moyer, bidang bisnis internasional meminjam beberapa disiplin akademis termasuk ekonomi internasional, antropologi budaya dan ilmu politik.
Oleh karena itu, studi bisnis internasional biasanya meliputi hal-hal sebagai berikut:
Operasi perusahaan dalam negeri di luar negeri (investasi);
Perdagangan ekspor dan impor. Bidang studi ini telah sejak lama menarik para ekonom, karena arus perdagangan internasional memiliki dampak besar bagi pembangunan dan kegiatan ekonomi lokal.
Manajemen perbandingan. Membandingkan perusahaan dalam dan luar negeri serta membandingkan sistem ekonomi antar negara.
Analisis bisnis fungsional, yang meliputi permasalahan international, keuangan internasional dan manajemen internasional.
Dalam tulisan ini, akan dibahas juga tiga lingkungan yang sangat penting dalam bisnis internasional, antara lain:
1.1. Lingkungan Eksternal Makro
Lingkungan eksternal makro adalah lingkungan yang berada di luar perusahaan yang tidak secara langsung mempengaruhi bisnis atau perilaku suatu perusahaan. Perusahaan relatif tidak bisa mempengaruhi lingkungan eksternal makro ini. Contoh lingkungan eksternal makro:
a) Lingkungan Budaya; budaya yang berbeda antar negara membuat sebuah bisnis internasional harus memodifikasi perilakunya di negara satu dengan yang lain.
b) Lingkungan Ekonomi, antara lain; Tingkat inflasi (inflation rate), Tingkat pengangguran (unemployment rate), GDP (Gross Domestic Product), Tingkat suku bunga (interest rate), dan Perbandingan aliran modal yang masuk (capital inflow) dengan aliran modal yang keluar (capital outflow), Tingkat pertukaran mata uang dengan mata uang asing (foreign exchange), serta Efisiensi pasar modal (capital market efficiency).
c) Lingkungan Hukum dan Politik; Kelengkapan Undang- undang yang terkait dengan bisnis; Penyesuaian Undang- undang dengan kondisi terkini; Upaya pelaksanaan Undang- undang; Risiko politik (political risk) suatu negara.
d) Lingkungan Keadaan Alam; Keanekaragaman dan jumlah kekayaan alam; Upaya pelestarikan kekayaan alam; Upaya pengambilan kekayaan alam.
e) Teknologi, terdiri dari Penemuan dan cara berproduksi lebih baik
f) Lingkungan Hubungan Internasional; Keterbukaan hubungan kerjasama (terutama hubungan bisnis) dengan Negara lain serta Hambatan dalam hubungan kerjasama dengan negara lain.
1.2. Lingkungan Eksternal Mikro
Lingkungan eksternal mikro adalah lingkungan yang berada di luar perusahaan yang secara langsung mempengaruhi bisnis. Perusahaan relatif lebih bisa mempengaruhi lingkungan ini (dari pada lingkungan eksternal makro). Contoh lingkungan eksternal mikro: Pemasok BB (Suplier), yaitu pihak yang menyediakan bahan baku yang akan diproses menjadi produk oleh bisnis.
1.3. Lingkungan Internal
Lingkungan Internal adalah lingkungan yang berada didalam perusahaan dan mempengaruhi secara langsung bisnis. Perusahaan sangat bisa mempengaruhi lingkungan internalnya. Contoh lingkungan internal: Karyawan, peralatan dan mesin, modal, bahan baku, barang dalam proses, barang jadi, serta sistem informasi dan administrasi.
Subscribe to:
Posts (Atom)
KIAMAT COVID-19
PENDAHULUAN Virus corona-19 pertama kali ditemukan di Cina, tepatnya di Propinsi Wuhan pada bulan Desember 2019. Tidak membutihkan waktu la...